Minggu, 16 September 2012

sedikit info sistem imun...


Pendahuluan
Sistem imun tubuh dipelajari didalam keilmuan Imunologi. Untuk pelayanan di klinik, imunologi dibagi dalam:
1. Imunologi Infeksi/Bakhteriologi
2. Imunologi Alergi/Dermatologi
3. Imunologi Ongkologi
4. Imunologi Darah / Hematologi
5. Imunologi Gerontologi
6. Imunologi Transplantasi
7. Imunologi Reproduksi
Keberhasilan penerimaan jaringan atau organ orang lain dengan baik oleh tubuh seseorang yang memerlukannya, merupakan terobosan baru sebagai terapi di dunia kedokteran. Ilmu kekebalan tubuh atau imunologi yang sebelumnya dianggap ilmu mati dan dipakai hanya untuk mencegah penyakit (imunisasi) yang mewabah mulai diusik untuk dikembangkan di dalam rekayasa imunologi. Toleransi yang berbeda-beda dari jaringan atau organ donor terhadap sistem imun resipien mulai terungkap dan keadaan intoleran dapat diupayakan menjadi toleran dengan berbagai-bagai imunosupresor dan imunomodulator.
Dengan meningkatnya kasus infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya dan keguguran berulang dari pasangan ingin punya anak serta kehamilan yang terjadi secara kebetulan pada pasangan infertilitas primer dan sekunder tanpa ada usaha pencegahan, dianggap sebagai intoleran paterno-maternal/feto-maternal. Hal ini menjadi tantangan bagi dokter spesialis yang gagal menangani reproduksi / fertilitas.  
Dengan meningkatnya kasus infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya dan keguguran berulang dari pasangan ingin punya anak serta kehamilan yang terjadi secara kebetulan pada pasangan infertilitas primer dan sekunder tanpa ada usaha pencegahan, dianggap sebagai intoleran paterno-maternal/feto-maternal. Hal ini menjadi tantangan bagi dokter spesialis yang gagal menangani reproduksi / fertilitas. 
Infertilitas Banyak faktor yang menyebabkan pasangan belum mempunyai keturunan. Penyebabnya dapat berasal dari salah satu antara suami dan istri atau keduanya. Akan tetapi bila melalui berbagai pemeriksaan oleh dokter spesialis kebidanan, semua hasil pemeriksaan organ istri dinyatakan dalam batas normal, maka pasangan infertil ini termasuk unexplained infertility atau kasus yang tidak diketahui penyebabnya. Diperkirakan terdapat 25% kasus unexplained infertility dari semua pasangan infertil, sedangkan kasus infertilitas adalah 15% dari jumlah pasangan usia subur.
Pasangan disebut infertilitas primer apabila istri belum pernah mempunyai anak lahir hidup, dan infertilitas sekunder apabila istri telah mempunyai anak, tetapi sulit untuk mendapatkan anak berikutnya. Selain infertilitas primer dan sekunder, disebut infertilitas yang tidak terjelaskan (unexplained infertility) adalah kasus dengan keguguran berulang, janin tidak berkembang, gagal hamil setelah program inseminasi atau gagal bayi tabung, atau bayi tabung (IVF-ICSI) berhasil, tetapi kehamilan tidak berlanjut.
Berdasarkan penelitian Ichramsjah dan Indra, dkk, 60% penyebab unexplained infertility berasal dari allo imun istri terhadap spermatozoa suami, yaitu terbentuknya antibodi Anti-Sperma (ASA) suami yang melebihi batas toleransi si istri (maternal intolerance) akibatnya sperma suami tidak mempunyai kemampuan menembus sel telur (ovum) istri dan masalah auto imun istri yang muncul setelah kehamilan sehingga mengancam sel plasenta dan janin itu sendiri.
Intoleransi tubuh istri terhadap sperma suami dapat diketahui dengan meningkatnya titer ASA (Anti Sperm Antibody) melalui uji HSAaT (Husband’s sperm Auto-aglutination Test). Penungkatan titer ASA pada wanita tidak berdiri sendiri, dan besar kemungkinan tubuh istri akan mempunyai antibodi terhadap komponen suami yang lain sehingga mengganggu proses implantasi dan dicurigai apabila terjadi kehamilan, akan meningkatkan kadar berbagai macam antibodi yang dapat menyebabkan keguguran berulang. Hal ini menjadi salah satu alasan yang menyebabkan gagalnya kehamilan,  walaupun melalui Bayi tabung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar